Infaq adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, tidak semua orang memahami makna dan kedudukan infaq dengan jelas. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pengertian infaq menurut ulama, hukum-hukumnya, dan manfaat yang didapatkan oleh orang yang melakukannya.
1. Pengertian Infaq dalam Islam
Infaq berasal dari kata “nafaqa” yang dalam bahasa Arab berarti mengeluarkan sesuatu. Dalam konteks agama Islam, infaq memiliki makna yang lebih khusus, yaitu mengeluarkan sebagian dari harta yang dimiliki untuk diberikan kepada orang lain atau dalam kegiatan yang bermanfaat, terutama di jalan Allah. Infaq tidak selalu berbentuk uang, tetapi bisa juga berupa barang, makanan, atau apa saja yang dapat bermanfaat bagi orang lain.
Menurut ulama, infaq berbeda dengan zakat. Jika zakat memiliki aturan dan nisab (batas minimal harta) tertentu yang harus dipenuhi, infaq lebih bersifat sukarela dan tidak terikat pada jumlah atau batasan tertentu. Artinya, siapa saja bisa berinfaq kapan saja dan dengan jumlah berapapun.
2. Pendapat Ulama Tentang Infaq
Ulama sepakat bahwa infaq merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, ada beberapa perbedaan dalam penekanan dan pandangan mereka mengenai pentingnya infaq.
- Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin menyebutkan bahwa infaq adalah salah satu bentuk ibadah yang paling mulia. Ia menekankan bahwa infaq yang terbaik adalah yang diberikan secara diam-diam, tanpa diketahui orang lain, sehingga niatnya benar-benar ikhlas karena Allah.
- Imam An-Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin menekankan pentingnya infaq terutama pada saat-saat sulit, seperti ketika terjadi bencana atau ketika ada orang yang sangat membutuhkan bantuan. Menurutnya, infaq pada masa-masa sulit lebih besar pahalanya dibandingkan infaq pada masa-masa kelapangan.
- Ibnu Qayyim Al-Jawziyya dalam karya-karyanya menekankan bahwa infaq adalah salah satu cara untuk membersihkan hati dari sifat kikir dan mencintai harta. Menurutnya, infaq bukan hanya bermanfaat bagi penerimanya, tetapi juga bagi pemberinya, karena dapat mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki kondisi spiritual.
3. Jenis-Jenis Infaq
Dalam Islam, infaq dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung pada tujuannya dan kepada siapa diberikan.
- Infaq Wajib: Ini termasuk infaq yang harus dikeluarkan oleh seorang muslim, misalnya nafkah kepada keluarga. Jika seorang suami tidak memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya, maka ia berdosa. Infaq wajib ini juga bisa berupa zakat yang hukumnya wajib bagi yang telah memenuhi syarat.
- Infaq Sunnah: Ini adalah infaq yang dilakukan secara sukarela dan tidak wajib. Contohnya adalah memberikan sumbangan untuk pembangunan masjid, membantu fakir miskin, atau memberikan sumbangan kepada yatim piatu.
- Infaq Tersembunyi: Infaq ini dilakukan secara diam-diam tanpa diketahui oleh orang lain. Infaq seperti ini sangat dianjurkan karena menjaga keikhlasan dan menghindari riya.
- Infaq Terbuka: Ini adalah infaq yang dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh orang lain. Meskipun terbuka, infaq ini tetap harus dilakukan dengan niat yang ikhlas tanpa mengharapkan pujian dari orang lain.
4. Hukum Infaq dalam Islam
Hukum infaq dalam Islam bervariasi tergantung pada situasi dan jenis infaq yang dilakukan.
- Infaq Wajib: Seperti disebutkan sebelumnya, ada infaq yang hukumnya wajib, seperti memberikan nafkah kepada keluarga atau zakat. Menahan infaq yang wajib ini bisa membawa dosa dan murka Allah.
- Infaq Sunnah: Infaq ini hukumnya sunnah, yaitu dianjurkan tetapi tidak wajib. Namun, karena infaq sunnah memiliki pahala yang besar dan dapat mendekatkan diri kepada Allah, sangat dianjurkan untuk melakukannya sesering mungkin.
- Infaq Makruh: Dalam beberapa keadaan, infaq bisa menjadi makruh, yaitu tidak dianjurkan. Misalnya, seseorang yang memiliki tanggungan keluarga dan harta yang sangat sedikit, jika ia berinfaq sampai menyusahkan diri sendiri dan keluarganya, infaq tersebut bisa menjadi makruh.
- Infaq Haram: Infaq bisa menjadi haram jika dilakukan dengan niat yang salah, seperti untuk tujuan pamer atau riya, atau jika infaq tersebut diambil dari harta yang haram.

5. Manfaat Infaq Menurut Ulama
Infaq tidak hanya bermanfaat bagi penerimanya, tetapi juga membawa banyak manfaat bagi pemberinya, baik di dunia maupun di akhirat.
- Mengikis Sifat Kikir dan Cinta Dunia: Infaq adalah salah satu cara untuk membersihkan hati dari sifat kikir dan terlalu mencintai dunia. Dengan berinfaq, seorang muslim diajarkan untuk lebih peduli terhadap orang lain dan tidak terlalu terikat pada harta dunia.
- Mendapatkan Pahala Berlipat Ganda: Allah SWT berjanji akan melipatgandakan pahala orang yang berinfaq dengan ikhlas. Dalam Al-Quran, disebutkan bahwa pahala infaq bisa berlipat ganda hingga 700 kali lipat, tergantung pada keikhlasan dan niat pemberi infaq.
- Menjauhkan Diri dari Bala dan Musibah: Menurut ulama, infaq bisa menjadi perisai dari berbagai bala dan musibah. Dengan berinfaq, seseorang bisa terhindar dari berbagai bencana yang bisa menimpa dirinya atau keluarganya.
- Membersihkan Harta: Infaq juga berfungsi untuk membersihkan harta yang dimiliki. Dengan berinfaq, seseorang membersihkan hartanya dari hak-hak orang lain yang ada di dalamnya, sehingga harta tersebut menjadi berkah dan mendatangkan kebaikan.
6. Infaq dalam Perspektif Al-Quran dan Hadis
Infaq memiliki dasar yang kuat dalam Al-Quran dan Hadis. Beberapa ayat Al-Quran yang berbicara tentang infaq antara lain:
- Surah Al-Baqarah (2:261): “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir; pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
- Surah Al-Baqarah (2:272): “Apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri.”
- Hadis Rasulullah SAW: “Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, melainkan ia akan bertambah, bertambah, dan bertambah.” (HR Muslim).
7. Tantangan dan Solusi dalam Melaksanakan Infaq
Meskipun infaq adalah amalan yang sangat dianjurkan, banyak orang yang merasa sulit untuk melakukannya secara konsisten. Beberapa tantangan yang sering dihadapi adalah:
- Sifat Kikir dan Cinta Harta: Ini adalah salah satu tantangan terbesar. Untuk mengatasi hal ini, seseorang harus terus memperkuat keimanan dan menyadari bahwa harta yang dimiliki hanyalah titipan Allah yang suatu saat akan dimintai pertanggungjawabannya.
- Kondisi Ekonomi yang Sulit: Bagi sebagian orang, kondisi ekonomi yang sulit membuat mereka ragu untuk berinfaq. Namun, perlu diingat bahwa Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya. Infaq bisa dilakukan dengan jumlah yang kecil tetapi ikhlas.
- Riya dan Ingin Dipuji: Terkadang seseorang berinfaq bukan karena ikhlas, tetapi karena ingin dipuji oleh orang lain. Untuk mengatasi hal ini, sangat penting untuk selalu memperbaiki niat sebelum berinfaq dan berusaha untuk melakukan infaq secara tersembunyi.

8. Kesimpulan
Infaq adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Para ulama sepakat bahwa infaq memiliki banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat. Meskipun terdapat beberapa tantangan dalam melaksanakan infaq, dengan niat yang ikhlas dan usaha yang sungguh-sungguh, setiap muslim bisa menjadi orang yang gemar berinfaq. Selain mendapatkan pahala, infaq juga mendatangkan keberkahan dalam hidup dan membersihkan hati dari sifat-sifat negatif.
Baca juga artikel lainnya melalui link : https://ziswap.com/infaq-yang-wajib/