Pendahuluan
Qurban merupakan salah satu ibadah yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam, terutama pada hari raya Idul Adha. Ibadah ini tidak hanya berkaitan dengan penyembelihan hewan semata, melainkan sarat akan nilai-nilai spiritual, sosial, dan ekonomi. Melalui qurban, umat Islam diajak untuk meningkatkan ketakwaan, berempati terhadap sesama, dan menyampaikan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.
Definisi Apa Itu Qurban
Secara bahasa, kata “qurban” berasal dari kata Arab dhahaba yang berarti “mendekat” atau “mendekatkan diri”. Dalam istilah syariat, apa itu qurban dapat dipahami sebagai perbuatan menyembelih hewan tertentu pada waktu yang telah ditentukan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berbagi kepada yang berhak menerimanya.

Dasar Hukum dan Landasan Syariat Qurban
Dalil dalam Al-Qur’an
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Kautsar ayat 2–3:
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.”
Ayat ini menegaskan bahwa berkurban adalah salah satu bentuk ibadah yang diperintahkan setelah mendapatkan nikmat kelimpahan.
Hadis Nabi Muhammad SAW
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang memiliki kemampuan untuk berqurban namun tidak melakukannya, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Hadis ini menekankan pentingnya qurban bagi yang mampu, sebagai bukti keimanan dan ketaatan.
Makna dan Filosofi Qurban
Makna Pengorbanan
Pengorbanan hewan qurban melambangkan kesediaan seorang hamba untuk berkorban demi ridha Tuhan, sebagaimana diteladani Nabi Ibrahim AS yang siap mengorbankan putranya, Ismail, atas perintah Allah. Kisah ini mengajarkan bahwa keimanan haruslah lebih tinggi daripada kecintaan duniawi.
Nilai Solidaritas dan Kepedulian Sosial
Dengan membagikan daging qurban kepada fakir, miskin, dan orang yang membutuhkan, umat Islam diajak untuk merasakan dan merawat kepedulian sosial. Qurban menjadi sarana konkret untuk mengurangi kesenjangan dan mempererat tali persaudaraan.
Refleksi Tawakal dan Syukur
Pelaksanaan qurban mengajarkan tentang tawakal—percaya sepenuhnya kepada rencana Allah—serta rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan. Dengan berqurban, seorang muslim meneguhkan kepercayaannya bahwa Allah-lah Maha Pemberi rezeki.
Jenis Hewan dan Ketentuan Qurban
Kriteria Hewan Qurban
Hewan yang diperbolehkan untuk qurban adalah kambing, domba, sapi, kerbau, dan unta. Tiap hewan memiliki syarat tertentu, antara lain:
- Usia minimal: kambing dan domba minimal satu tahun; sapi, kerbau, dan unta minimal lima tahun (bisa disimpulkan setara dengan usia dewasa).
- Sehat, tidak cacat fisik, cukup gemuk, dan tidak sedang sakit.
Waktu Pelaksanaan
Qurban dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijah hingga sebelum terbenam matahari tanggal 13 Dzulhijah setiap tahun Hijriyah. Waktu ini mencakup hari Tasyrik (11–13 Dzulhijah) yang dianjurkan bagi yang tidak sempat berqurban pada hari raya.
Tata Cara Pelaksanaan Qurban
Niat dan Persiapan
Setiap pelaku qurban wajib mengucapkan niat:
“Nawaitu udhhiya lillahi ta’ala”
Kemudian mempersiapkan hewan yang memenuhi kriteria, serta perlengkapan untuk penyembelihan sesuai syariat.
Penyembelihan dan Pembagian Daging
Penyembelihan harus dilakukan oleh penyembelih yang muslim, menggunakan pisau tajam, dan menyebut nama Allah dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim. Setelah itu, daging qurban dibagi menjadi tiga bagian:
- Sebagian untuk keluarga sendiri
- Sebagian untuk kerabat dan tetangga
- Sebagian untuk fakir dan miskin
Pembagian ini tidak boleh diperjualbelikan dan harus diberikan seadil-adilnya.
Hikmah dan Manfaat Qurban
Manfaat Spiritual
- Peningkatan Keimanan: Memberikan pengalaman spiritual mendalam melalui pengorbanan nyata.
- Pembelajaran Kesabaran: Proses mempersiapkan dan melaksanakan qurban mengajarkan kesabaran dan keteguhan.
Manfaat Sosial dan Ekonomi
- Pengentasan Kemiskinan: Daging qurban menjadi sumber protein penting bagi keluarga yang kurang mampu.
- Perkuatan Ukhuwah Islamiyah: Berbagi antar sesama menjalin silaturahmi dan memperkuat semangat kebersamaan.
- Dorongan Ekonomi Lokal: Pembelian hewan qurban memacu peternak lokal, sehingga memutar roda perekonomian pedesaan.
Qurban dalam Perspektif Sejarah Islam
Qurban Nabi Ibrahim AS
Kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS merupakan tonggak utama sejarah qurban. Ketika perintah Allah datang untuk menyembelih putranya, Ibrahim taat tanpa ragu. Ketika akan dilaksanakan, Allah menggantinya dengan seekor domba besar sebagai bentuk ujian iman.
Tradisi Qurban di Indonesia
Di Indonesia, ibadah qurban berkembang menjadi tradisi yang khas, dengan berbagai kegiatan penyaluran daging melalui masjid, lembaga zakat, hingga komunitas filantropi. Banyak daerah mengadakan pemotongan hewan qurban secara bersama-sama yang kemudian diiringi dengan pengajian dan doa bersama.
Tantangan dan Peluang Pelaksanaan Qurban
Tantangan Penyaluran
- Logistik dan Distribusi: Menjangkau daerah terpencil memerlukan koordinasi dan sumber daya yang cukup.
- Transparansi: Kepercayaan masyarakat pada lembaga penyelenggara qurban tergantung pada transparansi pengelolaan dana dan penyaluran daging.
Inovasi Digital dan Filantropi
Perkembangan teknologi informasi membuka peluang:
- Platform Online: Masyarakat bisa berqurban melalui website atau aplikasi mobile, memilih jenis hewan, dan memantau proses pemotongan hingga distribusi.
- Digitalisasi Zakat dan Qurban: Memudahkan pelaporan, pelacakan donasi, dan memastikan bantuan sampai kepada yang berhak.
Kesimpulan
Qurban bukan sekadar ritual penyembelihan hewan, melainkan ibadah penuh makna yang mengajarkan nilai pengorbanan, solidaritas, dan syukur. Dengan memahami apa itu qurban, setiap umat Islam diharapkan dapat melaksanakan ibadah ini sesuai tuntunan syariat, memperkuat ikatan sosial, dan mendorong kemaslahatan bersama. Sebagai manifestasi ketaatan dan rasa syukur kepada Allah SWT, qurban menjadi momen tahunan yang memperkaya jiwa dan mempererat ukhuwah Islamiyah di seluruh dunia.
Baca juga artikel lainnya : https://ziswap.com/doa-untuk-sedekah-yang-meningkatkan-keikhlasan-dalam-beramal/